Translate

Kamis, 27 Agustus 2015

Pakan Penentu Produksi Ternak

          Assalamualaikum Wr Wb.
          Ternak kambing pada skala kecil tradisional biasanya belum memperhitungkan untung rugi dalam usaha peternakan, walaupun skala kecil seharusnya ada kalkulasi biaya produksi untuk acuan pelebaran/pembesaran skala peternakan. Perhitungan untung rugi tersebut seharusnya bisa dijadikan perhitungan untuk dilanjutkannya usaha ternak kambing tersebut apa tidak mengingat jikalau hanya rugi berarti pekerjaan ini belum termasuk dalam kategori usaha produksi.
          Faktor yang sangat penting dalam usaha peternakan adalah makanan ternak itu sendiri yang berupa hijauan pakan ternak atau biasa disingkat HMT dan makanan penguat berupa konsentrat halus. Kalau ada yg berpendapat bahwa modal adalah faktor utama...itu adalah benar, dan bagaimana faktor SDM ? itu juga 100% diperlukan karena "hati penyayang" sangat diperlukan sekali dalam perlakuan ternak kambing.
          Dalam kesempatan ini kita akan membahas sedikit tentang pakan ternak yang dimulai dengan macam macam hiajuan makanan ternak. Di tempat kami hijauan tidak mudah didapatkan begitu saja apalagi musim kemarau sekarang ini mengingat daerah kami bukanlah tempat yang memiliki banyak sumber air sehingga lahan untuk penanaman hijauan, jadi HMT harus menanam sendiri dulu di lahan tanah tadah hujan. Seandainya tidak memiliki lahan untuk menanam maka mau tidak mau pakan harus membeli dari pengepul/penjual rumput yang biasanya musim kemarau begini dihargai Rp 5 ribu untuk satu ikat tebon jagung dan 7 sd 10 ribu untuk seikat rumput kolonjono. Ada yang berpendapat memang rumput  sebaiknya beli untuk mengurangi tenaga kerja untuk mengolah lahan HMT tersebut, namun pada pendapat saya, untuk memulai usaha ini seharusnya kita mempersiapkan lahan untuk menanam pakan ternak dulu untuk mempermudah usaha peternakan kita nantinya.
          Ada dua macam hijauan makan ternak yaitu rumput(yang diambil berupa batang dan daun) dan ramban/daun. untuk domba memang lebih suka rumput sedangkan kambing lebih menyukai daun daripada rumput, dalam artian lainnya bahwa domba lebih suka makanan yang dibawah, sedangkan kambing lebih suka pada makanan yang diatas dadanya. Untuk lebih memperkaya banyaknya jenis makanan kambing, maka kami mencoba menanam rumput dan ramban agar nanti kedepan bisa mempertimbangkan mana yang lebih bagus untuk ternak nantinya yang bahan pertimbangannya adalah bukan saja hanya disukai ternak namun hasil panen hijauan ternak tersebut bisa melimpah karena percuma kalau hijauan tersebut sangat disukai ternak namun produksinya hanya sedikit mengingat lahan untuk kami menanam hanyalah terbatas saja.
          Rumput yang kami tanam mula mula dulunya hanya rumput kolonjono, hasilnya memang melimpah karena batang rumput ini bisa tumbuh tinggi sekitar 1,5 m sampai dengan 2 m pada usia 2 bulan setelah pangkas di musim penghujan, akan tetapi produksinya berkurang ketika musim kemarau, tinggi sekitar 1 sd 1,5 m dan hasil tunas peranakannya berkurang karena kurangnya pasokan air. Mungkin tanaman ini lebih cocok ditanam di lahan yang mempunyai pasokan air cukup seperti lahan sawah. Rumput ini sebaiknya jangan dipangkas terlalu muda karena akan menyebabkan sakit perut pada kambing yang diikuti mencret bahkan kembung yang apabila tidak dilakukan penanganan secara cepat maka kambing kita bisa berangsur angsur kurus bahkan bisa mati mendadak. Namun apabila dipangkas terlalu tua maka akan kurang disukai kambing juga karena batangnya yang sudah mengeras dan memerlukan mesin cacah untuk melembutkan batang kolonjono yang keras tadi yang berarti kita harus membutuhkan alat pendukung, waktu dan biaya yang lebih untuk menyediakan makanan ternak tersebut.
          Kelebihan rumput kolonjono adalah batangnya yang tumbuh tinggi, namun akan keras ketika mulai tua dan kurang disukai kambing. Kelebihan rumput odot adalah batangnya yg akan tetap akan dimakan kambing meskipun tanpa tanpa dicacah.

          Gambar rumput kolonjono di musim kemarau :

          Gambar rumput odot :


           Selain rumput tersebut yang telah kami tanam, ada jenis HMT berupa ramban legumenosa yang lebih disukai kambing. Adapaun yang telah kami tanam pada musim hujan awal tahun 2015 adalah jenis indigofera yang kami tanam dari bijinya, ternyata jenis tanaman ini tumbuh sangat cepat sekali dan mempunyai protein kasar sekitar 23 %, bahkan sudah bisa dipanen 4 sd 5 bulan setelah semai. Sampai agustus ini sudah kami pangkas 2 kali namun tetap tumbuh pertunasan yang semakin banyak di ujung bahkan di pangkal percabangan. Tanaman ini bisa tumbuh di dataran rendah dan bahkan juga di dataran tinggi sekalipun, jadi jenis tanaman ini kami rekomendasikan untuk dijadikan sebagai sumber pakan ternak yang bermutu tinggi.

          Gambar tanaman indigofera 7 bulan setelah semai :

          Gambar daun indigofera :

          Tanaman selanjutnya yang ada di lahan kami adalah gamal. Gamal/klereside adalah tanaman yang bisa ditanam dengan menancapkan batangnya yang sudah keras dan tua ke dalam tanah tanpa perlakuan khusus. Tanaman ini selain sebagai sumber pakan ternak, bisa juga membantu mengurangi parasit dalam perut kambing, bahkan terbukti bisa dijadikan sebagai obat untuk penyakit kulit pada kambing seperti kudis/scabies(akan kami bahas pada ulasan berikutnya).
          Gambar tanaman gamal/klereside:

          Gambar daun gamal:

          Sekilas daun indigofera akan tampak sama, namun karakteristik keduanya berbeda, daun indigofera cenderung lebih alot/liat dibanding gamal dan protein kasarnya(PK) juga beda, PK gamal lebih rendah dibanding indigofera.
           Tanaman berikutnya yang baru ada sedikit di lahan kami adalah kaliandra. Tanaman ini mempunyai batang yang lebih keras dibanding indigofera dan gamal, sehingga pertumbuhannya pun lebih lambat dibanding kedua jenis tanaman tadi. Daunnya cenderung lebih kecil namun banyak, jarak pangkas/panen daunnya juga lebih lama. Akan tetapi jenis tanaman ini juga kami budidayakan untuk lebih menambah lebih banyaknya jenis makanan ternak kami, selain karena daun ini adalah daun yang paling disukai ternak di kandang kami, baik kambing jantan betina dan bahkan anak-anak kambing(cempe) yang baru berumur 1 bulanpun sangat suka memakan daun ini. Orang jawa bilang, kambing kalau dikasih makan daun kaliandra meskipun jumlahnya tidajk terlalu banyak akan "ayem" atau tidak mengembek minta makan terus.
          Gambar tanaman kaliandra :


           Gambar daun kaliandra :


          Dari sekian banyaknya sumber pakan ternak, rumput memang mempunyai produkifitas yang lebih tinggi dibanding tanaman legumenosa tadi. Akan tetapi sumber pakan dari daun/ramban mempunyai pohon yang lebih toleransi terhadap kekeringan, Maknanya rumput akan mempunyai produkifitas lebih banyak dibanding ramban, namun di musim kemarau ramban akan mempunyai produktifitas yang lebih.
           Selain berbagai macam hijaun makanan ternak tersebut diatas, masih banyak jenis sumber HMT yang lain seperti daun waru, sengonlaut(albasia),mindi, metir(bendara),mahoni, dan masih banyak lagi. Asalkan daun tersebut tidak beracun dan bergetah banyak, maka bisa dijadikan sumber HMT, apabila di suatu daerah ada satu jenis tanaman yang belum dikenal dan mau dijadikan sumber pakan ternak, maka coba dikasihkan ke salah satu ternak dewasa dahulu dengan melayukan  dan dicampur dengan daun yang lainnya. Apabila ternak mau makan dan tidak menunjukkan reaksi apapun seperti kembung maupun keracunan, maka jenis tanaman tersebut bisa diberikan ke semua ternak. Tapi alangkah baiknya apabila ragu, lebih baik jangan dikasihkan ke ternak.
          Sekian dulu bahasan dari kami, semoga bisa dijadikan sebagai pertimbangan untuk mencari/menyediakan jenis hiajauan apa yang mau kita sediakan untuk memulai beternak kambing.
          Wassalamualaikum Wr Wb
         


    











Minggu, 23 Agustus 2015

Langkah Awal Beternak Kambing

         
          Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh...
          Salam sejahtera dan bahagia kepada seluruh pembaca yang selalu dirahmati Allah. Alhadulillah wasyukurillah kami panjatkan kehadirat Allah karena sampai hari ini, detik ini kita masih diberikan berbagai macam nikmat dan karuniaNya seperti nikmat iman dan sehat yang masih kita miliki saat ini sehingga kita masih bisa menjalani aktifitas sehari-hari tanpa ada halang rintang suatu apapun Salawat serta salam juga hendaknya selalu kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Solallahu Alaihi Wassalam yang dimana nanti kita rindu-rindukan syafa'atnya di yaumul akhir.
          Pertama-tama perkenalkan kami adalah seorang peternak yang masih dalam skala kecil dan tahap pembelajaran dan kami bukanlah pakar ataupun ahlinya dalam beternak kambing, bukan pula seorang yang mau mengajari anda semua bagaimana cara beternak kambing yang baik sehingga sukses beternak kambing pada nantinya. Akan tetapi kami selalu mencoba untuk sharing segala/semua pengetahuan kami tentang tehnik budidaya kambing yang baik menurut pengalaman yang telah kami lalui selama lebih kurang 1,5 tahun belakangan ini. Mengingat uniknya cara beternak kambing, maka dari itu marilah kita sama-sama belajar untuk menjadikan taraf kehidupan kita menuju ke arah yang lebih baik dan sejahtera melalui usaha beternak kambing ini.
          Ilmu yang kami miliki memang masih sangat sedikit sekali atau bisa dibilang sangat minim sekali dalam dunia perkambingan karena pada awal mula terjun ke dunia peternakan kambing ini dimulai dengan modal dan pengetahuan seadanya dan latar belakang yang tidak ada sangkut pautnya dengan dunia peternakan karena dulunya kami adalah karyawan/buruh pabrik. Peternakan kecil kami berada di sebuah dataran yang bisa dibilang kaki gunung, lebih tepatnya kaki gunung Merapi dan Merbabu dan ianya terletak di sebelah barat kota Boyolali Jawa Tengah serta berada di jalur antara Boyolali-Magelang.
          Kami memulai beternak kambing dengan modal kandang berada di lahan yang masih di pekarangan orang tua kami mengingat adanya lahan yang belum dimanfaatkan optimal, maka lahan tersebut kami manfaatkan untuk mendirikan sebuah kandang sederhana berukuran lebar 5 m dan panjang 18 m. Lahan untuk persediaan hijauan makanan ternak kamipun masih meminjam lahan milik orang tua kami yang hanya seluas kurang lebih 1000 meter persegi yang kami tanami rumput odot dengan tumpang sari ramban/daun indigofera.
          Background kami yang telah disebutkan tadi tidak menyurutkan niat untuk memulai beternak kambing, bagi kami memulai beternak kambing harus dimulai dengan niat yang kuat dan langsung mempraktekkannya di lapangan tanpa harus bertanya/berbekal ilmu tentang beternak yang cukup. Saya yakin bahwa nanti dalam proses pembelajaran beternak kita memang harus dituntut serba bisa dalam memanajemen tentang peternakan mulai dari penyediaan bibit ternak, hunian ternak yang nyaman, pakan ternak yang cukup, penanganan penyakit ternak, sehingga menjual hasil ternak. Ilmu dalam hal ini tidak begitu saja kami pelajari dan kami serap semua sekaligus, namun belajar sedikit demi sedikit mulai dari bertanya kepada orang yang lebih berpengalaman, silaturahmi ke peternak yang sudah sukses, bertanya dan sharing di dunia maya melalui media sosial (ternyata di media sosial itu peternak yang bisa dibilang sudah berhasil mlahan tidak pernah henti hentinya berbagi ilmu tentang beternak kambing, biar berkah katanya) dan pembelajran dari pengalaman kami sendiri. Ingat, pengalaman adalah guru yang paling berharga sekali.
          Cerita-cerita yang sering kita dengar tentang latar belakang Nabi yang dulunya hampir kesemuanya adalah para penggembala kambing juga menjadi motifator kami  untuk membulatkan tekad menjadi seorang peternak kambing. Melihat dari cerita tersebut, saya yakin bahwa usaha peternakan kambing tidak akan mati/putus karena kebutuhan hewan ini menurut berbagai kalangan peternak, dari tahun ke tahun mengalami peningkatan terus menerus, mengingat sebagian besar penduduk di Indonesia adalah Muslim yang setiap hari raya Idul adha banyak permintaan akan pasokan ternak kambing untuk keperluan binatang qurban.
          Kita juga bisa melihat banyaknya rumah makan yang menyediakan berbagai macam olahan daging kambing di sekitar kita yang semakin menjamur dan tidak pernah sepi pengunjung, mulai dari sate kambing, tongseng, kikil, gulai dan lainnya. Kesadaran masyarakat Indonesia muslim akan aqiqah juga mengalami peningkatan, dibuktikan dengan semakin banyaknya juga para pelaku bisnis jasa aqiqah di kota dan di desa mulai dengan harga yang murah sampai harga yang wah dengan menawarkan jasa sembelih-masak-antar. Kebutuhan daging kambing untuk keperluan hajatanpun tidak kalah sepinya dengan pangsa pasar diatas yang telah disebutkan tadi.
          Langkah kami selanjutnya adalah memilih jenis kambing apa yang akan kami ternakkan/budidayakan mengingat tujuan kami beternak pada nantinya adalah pasar lokal/tempatan, hal ini adalah sangat penting karena dimana satu tempat dan tempat lainnya adalah adanya perbedaan jenis kambing yang banyak dibudidayakan dan banyak diternakkan di daerah tersebut. kita tidak mungkin memelihara/membudidayakan kambing yang akan dijual di pasar lokal sedangkan jenis kambing yang kita pelihara adalah jenis kambing yang kurang/tidak laku di pasar setempat, hal ini akan mengganggu jalannya proses usaha peternakan karena memerlukan waktu yang ekstra untuk memasarkan hasil ternak tersebut.
          Beternak kambing secara tradisional(dengan pola sederhana pada umumnya) adalah pola beternak yang sangat dianjurkan untuk calon peternak pemula agar proses pembelajaran beternak berurutan mulai dari yang sangat sederhana guna mengurangi resiko beternak karena sakit dan lain-lain. Kami yakin dengan berangsur-angsur seiringnya waktu, peternak pemula akan lebih cepat belajar dengan pola yang sederhana ini. Ingat, tujuan beternak yang sesungguhnya adalah pemuliaaan hewan ternak tersebut dimana perlakuan yang bagaimana tersebut adalah apa yang akan kita petik hasilnya nanti. Perlakuan yang baik dan benar kepada hewan ternak tentunya akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik dibandingkan perlakuan yang kurang baik kepada hewan ternak.
          Mungkin kami cukupkan sekian dulu perkenalan dengan kami, InsyaAllah di lain waktu dan kesempatan akan kami lanjutkan dengan sharing ilmu-ilmu tentang peternakan kambing yang lebih bermanfaat buat kita semua, sebelum dan sesudahnya kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.
          Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.